BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia telah mengalami banyak perkembangan dalam
segala aspek kehidupan. Mulai dari bidang sosial, ekonomi, budaya, teknologi,
dan lain-lain. Hal ini menuntut suatu negara untuk
mewajibkan dirinya untuk memperbaiki diri dengan cara lebih mengupgrade setiap
informasi yang terbaru, sehingga segala informasi baru dapat dimanfaatkan
sebagai alat untuk membuat suatu negara dapat lebih berkembang ataupun maju,
salah satunya dalam bidang perekonomian. Terutama untuk negara Indonesia yang
saat ini sedang berkembang untuk maju, salah satunya lewat sector ekonomi.
Dalam bidang ekonomi, Indonesia telah mengalami banyak
perkembangan. Walaupun belum menjadi negara maju tetapi ekonomi Indonesia sudah
lebih baik. Seiring dengan perkembangan masyarakat, kebutuhan yang ditimbulkan
juga semakin banyak. Keadaan seperti ini membuat sebagian masyarakat berpikir
untuk menciptakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Maka saat ini
banyak sekali UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) yang menjadi soko guru
perekonomian Indonesia.
Namun, banyak UMKM di Indonesia yang sulit mengalami
perkembangan. Salah satu kendalanya adalah manajemen usaha yang kurang baik.
Maka dari itu, dalam makalah ini akan kami paparkan mengenai beberapa manajemen
yang sangat penting bagi perkembangan UMKM di Indonesia, yang meliputi
manajemen Sumber daya manusia, manajemen produksi, manajemen pemasaran dan
manejemen keuangan.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
manajemen sumber daya manusia dalam UMKM di Indonesia?
2.
Bagaimana
manajemen produksi dalam UMKM di Indonesia?
3.
Bagaimana
manajemen pemasaran dalam UMKM di Indonesia?
4.
Bagaimana
manajemen keuangan dalam UMKM di Indonesia?
C. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui manajemen Sumber Daya Manusia dalam UMKM Indonesia
2.
Untuk
mengetahui manajemen produksi dalam UMKM Indonesia
3.
Untuk
mengetahui manajemen pemasaran dalam UMKM Indonesia
4.
Untuk
mengetahui manajemen keuangan dalam UMKM Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Manajemen
Sumber Daya Manusia
1.
Pengertian
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen
Sumber Daya Manusia (Human Resource
Management) adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan perekrutan,
penempatan, pelatihan, dan pengembangan anggota organisasi.
2.
Tujuan
dan Kegiatan Manajemen Sumber Daya Manusia
a.
Membantu organisasi dalam mencapai
tujuannya
Dari
seluruh sumber daya yang dimiliki organisasi hanya sumber daya manusialah yang
memiliki kemampuan istimewa, yakni mampu mengatur sumber daya lainnya. Dengan
demikian manajemen sumber daya manusia membantu organisasi dalam mencapai tujuannya.
b. Mempekerjakan
tenaga kerja yang memiliki kemampuan dan ketrampilan secara efisien
Fungsi
manajemen sumber daya manusia dalam orgaisasi perusahaan adalah mengelola
pegawai, dalam arti melaksanakan tugas
sejak pengadaan, pelatihan, penempatan, pemberian imbalan, pengembangan, mutase
dan rotasi. Tujuannya agar dari serangkaian kegiatan dihasilkan pegawai yang
memiliki pengetahuan, ketrampilan serta perilaku yang sesuai dan sejalan dengan
strategi perusahaan yang dijalankan. Apabila rencana tersebut dapat diwujudkan
maka akan dapat dipekerjakan pegawai dengan kemampuan dan ketrampilan secara
efisien.
c. Merencanakan
dan menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan motivasi bagi pegawai.
Setiap sumber daya manusia yang masuk
kedalam organisasi perusahaan tidak serta merta mampu melaksanakan tugasnya.
Sejumlah kegiatan perlu dilakukan sebelum seorang pegawai siap melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya. Pada perusahaan yang masih dalam skala kecil,
seseorang yang baru masuk, paling tidak memerlukan beberapa waktu untuk
melakukan orientasi dan adaptasi terhadap tugas dan tangguna jawab yang akan dilaksanakan.
Pada perusahaan yang memiliki skala lebih besar lazimnya telah terprogram
kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai baru maupun pegawai lama yang
tujuannya selain meningkatkan pengetahuan, ketrampilan juga sikap perilaku,
utamanya motivasi.
d. Meningkatkan
kepuasan kerja dan meningkatkan rasa percaya diri pegawai.
Memelihara
dan mengembangkan kualitas kerja sejalan dengan tujuan organisasi dan aspirasi
pegawai. Setiap pegawai pada dasarnya merupakan pelaksana dari strategi
perusahaan yang telah dipecah-pecah dalam butir-butir kegiatan tugas pekerjaan
yang dapat dilaksanakan dalam bentuk nyata sehari-hari. Memecah dan
menterjemahkan strategi kedalam butir-butir kegiatan tersebut merupakan tugas
dan tanggung jawab para manjer lini pada semua tingkatan. Semakin tinggi
kualitas pemahaman para manajer dan para pegawai terhadap butir-butir tugas dan
pekerjaan yang akan dilaksanakan maka semakin tinggi pula kualitas hasil
pekerjaan yang dihasilkan. Pada akhirnya apabila hal ini dapat dicapai akan meningkatkan
kepuasan kerja dan meningkatkan rasa percaya diri baik pada diri manajer maupun
pada seluruh pegawai pelaksana. Memelihara dan mengembangkan aspirasi pegawai
merupakan tugas dan tanggung jawab manajer kepegawaian.
e. Mensosialisasikan
kebijakan manajemen kepada seluruh pegawai perusahaan
Setiap
pegawai ingin memiliki perasaan aman terhadap masa depannya. Apalagi bagi
mereka yang telah memiliki masa kerja relative panjang. Merupakan hal yang baik
apabila seluruh keijakan manajemen yang terkait dengan sumber daya manusia
dapat diketahui, dimengerti dan dipahami oleh seluruh jajaran pegawai. Inilah
tugas penting lainnya dari manajer kepegawaian. Dewasa ini kondisi seperti ini
semakin dituntut oleh setiap pegawai. Setiap pegawai menginginkan adanya transparansi
terhadap kebijakan yang dijalankan perusahaan.
f.
Membantu memelihara kebijakan tentang
etika dan tanggung jawab sosial perusahaan
Etika
dan tanggung jawaban sosial dewasa ini telah menjadi isu yang penting dan
mengemuka. Demikian pentingnya sehingga kewajiban untuk melaksanakan kewajiban
yang terkait dengan tanggung jawab sosial dituangkan kedalam pasal dan
undang-undang tentang perseroan terbatas. Etika dalam koridor baik dan buruk
merupakan cermin setiap keputusan yang diambil perusahaan. Keputusan manajemen
itu sendiri pada dasarnya merupakan hasil akhir dari proses yang konsep awalnya
dimulai dari pegawai pelaksana, naik ke manajer lini pertama, kemudian naik ke
manajer tingkat menengah dan berakhir pada manajer tingkat. Ketidak pahaman
jajaran pegawai sebagaimana disebutkan diatas terhadap konsep etika, maka akan
terus berimbas kepada konsep keputusan yang akan diambil oleh pimpinan puncak.
Pada bagian inilah manajer kepegawaian memegang peran yang sangat penting.
3.
Desain dan Analisis/Jabatan
Perencanaan tentang berapa jumlah
pegawai, kompetensi yang baru dimiliki dan sifat pekerjaan akan sangat
berpengaruh terhadap perencanaan sumber daya manusia. Oleh karena itu dalam
melaksanakan kegiatan perencanaan perlu dilakukan analisis tugas dan jabatan.
Berapa kebutuhan untuk pegawai yang bertugas dilapangan, didalam pabrik dan di
bagian administrasi memerlukan desain yang tepat. Disain dan analisis tugas dan
jabatan ini akan menjadi lebih mudah apabila berbagai informasi yang diperlukan
dapat diperoleh dengan cepat pula. Sebaliknya apabila berbagai informasi yang
dibutuhkan tidak tersedia maka, waktu yang diperlukan untuk kegiatan analisis
dan disain juga menjadi lama. Pada usaha yang masih berskala kecil lebih
memerlukan informasi tentang mencari jumlah yang sedikit namun dengan kemampuan
yang banyak. Istilah dilapangan tenaga yang demikian disebut dengan tenaga yang
mampu mengerjakan pekerjaan serabutan. Hal ini mudah dengan tenaga yang mampu
mengerjakan pekerja serabutan. Hal ini mudah dipahami apabila diingat bahwa
pada usaha yang masih berskala kecil kondisi seluruh sumber daya masih dalam
keadaan sangat terbatas.
4.
Rekrutmen dan Seleksi
Rekrutmen adalah proses pengadaan
pegawai, artinya perusahaan mengundang peminat untuk bergabung menjadi calon
pegawai pada perusahaan. Rekrutmen dapat dilakukan melalui beberapa cara, dari
yang paling sederhana seperti menyebarkan informasi dari mulut ke mulut sampai
dengan yang memasang iklan di media komunikasi. Bagian penting dari proses
rekruitmen adalah seeksi calon pegwai. Biasanya semakin tinggi citra suatu
perusahaan semakin ketat proses seleksi yang dilakukan. Secara umum, seleksi
dilakukan dalam beberapa tahapan, yang pada umumnya meliputi, seleksi
administratif, tes potensi akademik, wawancara, dan tes kesehatan. Untuk usaha
yang masih daam skala kecil tentu proses seleksi pegawai tidak sam dengan yang
dilakukan pada perusahaan skala besar, namun paling tidak proses seleksi
merupakan suatu rujukan. Sejalan dengan perkembangan jaman, rekrutmen dapat
juga dilakukan dengan pilihan lain. Pilihan ini didasarkan kepada pertimbangan
bahwa rekruitmen dipandang sebagai jawaban atas adanya tuntutan kebutuhan
tenaga kerja. Dilain pihak kebutuhan itu sendiri tidak selalu bersifat permanen
dan hanya dibutuhkan ketika diperlukan. Alternative solusi yang diberikan
adalah tiga cara yakni, diatasi dengan kerja lembur, dengan cara out-sourcing
dan tenaga kontrak sementara. Dengan demikian maka kebutuhan terpenuhi.
5.
Pengangkatan, Penempatan, Pendidikan, dan
Pelatihan
Pegawai yang lulus seleksi dan
dinyatakan diterima sebagai calon pegawai, diberikan surat pengangkatan sebagai
pegawai. Biasanya pegawai yang telah diangkat ini belum siap untuk bekerja
ditempat yang baru. Sekalipun calon pegawai telah bekeja sebeumnya, namun
ditempat yang baru ia menghadapi situasi yang berbeda dengan tempat kerja yang
lama. Maka agar calon pegawai siap melaksanakan tugasnya dilakukan dahulu masa
orientasi calon pegawai kepada perusahaan, artinya ia diperkenalkan kepada
organisasi dan seluruh jajaran pegawai yang ada di perusahaan. Ia juga
diperkenalkan kepada situasi, kondisi dan budaya yang berlaku di dalam
perusahaan. Beberapa perusahaan skala besar melakukan rekrutmen dalam gelombang
demi gelombang, atau angkatan demi angkatan. Pada pola seperti ini seringkali,
masa orientasi dilakukan dalam bentuk pendidikan dan pelatihan calon
pegawai/pegawai baru. Tujuannya tetap sama, yakni agar calon pegawai siap untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya. Apabila kegiatan masa orientasi dan atau kegiatan
pendidikan dan pelatihan telah selesai, maka disusul dengan pengangkatan, dan
penempatan di unit kerja yang membutuhkan. Sejak saat itu seorang pegawai telah
menempati posisi tugasnya. Ditempat tersebut ia diperkenalkan dengan atasannya,
dengan koleganya, dengan lingkungannya serta diserahkan pula fungsi dan tugas
yang menjadi pekerjaannya. Demikian juga ia diberikan penjelasan tentang tata
cara dan kebiasaan yang harus dilakukan apabila menghadapi permasalahan khusus
dalam lingkup pekerjaannya.
6.
Evaluasi kerja
Seorang pegawai baru untuk beberapa
waktu belum dapat dinilai kinerjanya. Hal ini disebabkan karena ia masih
memerlukan sejumlah waktu untuk melakukan penyesuaian dengan lingkungannya.
Dalam praktek masa penyesuaian biasanya memakan waktu sekitar tiga buka, dan
sejak itu pegawai baru telah dianggap mampu melaksanakan tugas pekerjaannya.
Atasan langsung mempunyai kewajiban untuk memberikan pengarahan dan bimbingan
agar pegawai baru dapat melaksanakan tugas pekerjaannya sesuai dengan yang
diinginkan perusahaan. Bimbingan diberikan agar pegawai mampu melaksanakan
tugas dan pekerjaannya sesuai dengan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan.
Selain memberikan pengarahan dan bimbingan atasan langsung juga mempunyai
kewajiban melakukan evaluasi tentang kinerja atas hasil kerja yang dihasilkan
pegawai baru.
7.
Kompensasi, Kebijakan, dan Metoda
Kompensasi adalah imbalan jasa yang
dibayarkan perusahaan kepada pegawai. Pada umumnya pembayaran kompensasi
dilakukan dibelakang pada akhir bulan. Pembayaran dilakukan dibelakang artinya
pegawai bekerja dahulu baru mendapat kompensasi. Kompensasi ditetapkan oleh
kebijakan pimpinan perusahaan. Kompensasi terdiri dari beberapa unsur, seperti
gaji pokok, tunjangan kemahalan, tunjangan jabatan structural, tunjangan jabatan
fungsional, tunjangan biaya transportasi, tunjangan makan siang, dan
sebagainya. Beberapa perusahaan umumnya menerapkan suatu metoda kompensasi
tertentu yang dianggap sesuai dengan situasi dan kondisi perusahaan. Beberapa
perusahaan menerapkan metoda kompensasi secara lump-sum dan merit-system.
Merit system artinya seluruh pegawai yang tingkatnya dibayarkan kompensasi yang
bersarannya sama, namun bagi yang memberikan prestasi lebih, diberikan tambahan
berupa merit atau semacam bonus. Tingkat kesulitan dari sistem ini terletak
pada perusahaan yang masih berskala kecil, penetapan kompensasi dilakukan lebih
sederhana, yakni berdasarkan kebijakan pimpinan perusahaan dan didasar pada
kinerja keuangan perusahaan.
8. Karir
dan Pengembangan Pegawai
Apabila
kebutuhan untuk memperoleh pekerjaan dan penghasilan telah terpenuhi, maka
keinginan berikutnya adalah dapat menikmati pengembangan karir. Pengembangan
karir pegawai artinya posisi jabatan, pangkat dan tanggung mendapat kesempatan
untuk ditingkatkan.
|
Rasa
aman, Percaya diri, Kebanggaan
|
|
Dihargai,
Aktualisasi Diri
|
|
Tingkat
pelatihan awal
|
|
Aktualisasi
Diri
|
|
Mandiri, Dihargai, Dihormati
esteem, autonomy
|
Kebutuhan
pegawai
Usia
|
Tingkat
pelatihan lanjutan
|
|
Berfikir
strategis
|
|
Tingkat
pemeliharaan
|
Tingkat
karir
Gambar.
Tingkat Jalur Karir dan Kebutuhan Psikologis Pegawai
Menurut
Ivancevich (2007), terdapat kerelasi antara kebutuhan lahir bathin dari seorang
pegawai sepanjang usianya menjadi pegawai di suatu organisasi, termasuk di
organisasi perusahaan. Tahapan kebutuhan tersebut dibagi dalam empat proses
yang meliputi pegawai pada posisi tingkat awal, pegawai pada posisi tingkat
lanjutan, pegawai pada posisi tingkat pemeliharaan dan pegawai pada posisi
tingkat berfikir strategis.
9. Kesejahteraan
Pegawai
Cakupan
ruang lingkup kesejahteraan pegawai sangat luas dan sangat relative. Bagi
seorang yang baru saja mendapatkan pekerjaan, maka kepastian untuk penerimaan
gaji dan tunjangan lainnya yang diterima setiap bulan secara rutin, telah
dianggap sebagai suatu kesejahteraan. Namun bagi seseorang yang telah terbiasa
dengan penerimaan sebagai sebagai dicontohkan diatas, secara relative pula
menjadi kurang sejahtera. Sehingga sesuai dengan teori Maslow (1813) tentang
hierarkhi kebutuhan manusia, maka tingkat kebutuhan manusia yang dalam hal ini
daalah pegawai, semakin lama semakin meningkat.
Secraa
umum pegawai membutuhkan tingkat kesejahteraan yang semakin meningkat. Apabila
tingkat kesejahteraan pegawai terpenuhi, biasanya akan berdampak terhadap
kinerja perusahaan. Unsur kesejahteraan pegawai yang lazim diberikan oleh
perusahaan antara lain meliputi,
a. Sistem
karir yang jelas
b. Sistem
pengupahan yang adil
c. Jaminan
kesehatan
d. Jaminan
asuransi kecelakaan
e. Pesangon
pensiun
f.
Upah pensiun
g. Jaminan
kesehatan setelah pension
h. Jaminan
kesejahteraan lainnya.
10. Disiplin
Pegawai
Secara
umum disiplin pegawai didefinisikan sebagai seluruh ketentuan dan atau
kebiasaan yang berlaku disuatu organisasi perusahaan yang harus diikuti secara
patuh oleh setiap pegawai. Disiplin pegawai akan berjalan dengan baik apabila
seluruh pegawai mengetahui, memahami dan secara patuh melaksanakannya dalam
kegiatan kerja sehari-hari. Agar ketentuan dan kebiasaan lebih mudah diketahui
dan dipahami maka sebaiknya pimpinan usaha menetapkan suatu aturan baku dan
berlaku bagi seluruh pegawai. Dengan ketentuan dan aturan yang jelas diharapkan
seluruh pegawai memahami dan melaksanakannya.
Sebagai contoh ketentuan dan aturan dimaksud adalah
sebagai berikut,
a. Aturan
yang terkait langsung dengan tingkat produktivitas kerja
1) Waktu
·
Waktu datang, pulang, terlambat
·
Waktu meninggalkan tempat kerja
·
Waktu istirahat dan waktu makan siang
·
Jumlah maksimum ketidak hadiran
2) Hal
yang dilarang
·
Tidur ditempat kerja
·
Meninggalkan ruang kerja tanpa ijin
·
Makan dan minum ditempat kerja
·
Membawa minuman keras dan obat terlarang
ketempat kerja
·
Membawa teman bukan pekerja ditempat kerja
selama jam kerja
3) Hubungan
dengan atasan
·
Sanksi bagi yang menolak perintah atasan
·
Sanksi bagi yang bekerja lambat dan malas
4)
Perbuatan melawan hukum
·
Mencuri
·
menghasut
5)
Keselamatan kerja
·
Merokok
·
Aturan tentang keselamatan
·
Kebutuhan sanitasi
·
Larangan berkelahi
·
Larangan membawa benda/senjata berbahaya
b. Aturan
tidak yang terkait langsung dengan tingkat produktivitas kerja
1) Ketidak
hadiran tanggal tertentu
2) Larangan
berjudi
3) Larangan
jual beli ditempat kerja
4) Larangan
menyelesaikan masalah pribadi ditempat kerja
5) Aturan
penggunaan pakaian seragam
6) Larangan
tentang pergaulan bebar antar pegawai ditempat kerja
11. Keselamatan
Kerja
Setiap
pimpinan organisasi usaha perlu mengetahui dan memahami hal yang berkaitan
dengan keselamatan kerja dan tidak terkecuali pimpinan pada usaha kecil. Usaha
kecil dan usaha besar pada prinsipnya sama, yang berbeda hanya sekalanya. Dalam
banyak hal pada perusahaan skala kecil, disebabkan oleh terbatasnya berbagai
peralatan keselamatan kerja yang dimiliki, mengakibatkan tingkat kecelakaan
yang terjadi kemungkinan lebih banyak.
Pelaku
usaha perlu memahami tentang hazard yang ada didalam lingkungan tempat
usahanya. Hazard adalah suatu kondisi yang kemungkinan dapat mempercepat
terjadinya suatu kecelakaan atau kondisi kurang menyenangkan bagi pekerja,
pegawai, karyawan, dan tenaga kerja. Hazard dibedakan menjadi dua kategori,
a. Hazard
Keselamatan (safety hazard)
Adalah seluruh aspek yang ada dilingkungan tempat
kerja yang berpotensi menyebabkan kecelakaan yang bisa mneyebabkan kerugian dan
bahkan kematian. Contoh atas hazard keselamatan adalah pemeliharaan yang buruk
terhadap peralatan kerja, mesin-mesin yang tidak dilindungi dengan peralatan
keselamatan, adanya bahan-bahan kimia yang berbahaya dan sebagainya. Potensi
kecelakaan yang bisa terjadi meliputi, hilangnya pendengaran, kebutaan, bagian
anggota badan, terpotong, terbakar, patah tulang, kejutan listrik dan
sebagainya.
b. Hazard
Kesehatan (health hazard)
Adalah seluruh aspek yang ada dilingkungan tempat
kerja yang secara pelan akan tetapi berakumulasi yang dalam jangka panjang
berdampat kepada menurunnya tingkat kesehatan dan bahkan menjadikan pegawai
menderita penyakit. Jenis penyakit yang ditimbulkan meliputi cacat fisik, cacat
mental, kanker, tidak berfungsinya sebagian fungsi tubuh dan jenis-jenis
penyakit mental dan penyakit fisik lainnya.
Kecelakaan dan atau kondisi sakit yang dialami oleh
pegawai diakibatkan oleh beberapa sebab yang meliputi,
1. Oleh
sebab sifat tugas dan atau pekerjaan
2. Oleh
sebab kondisi lingkungan kerja
3. Oleh
sebab sifat pegawai yang bersangkutan
Apabila seorang pegawai atau beberapa pegawai
mengalami kecelakaan perlu dibedakan, atas terjadinya peristiwa tersebut
ditempat kerja atau diluar tempat kerja. Apabila telah terjadi sebuah
kecelakaan, maka dampak yang dialami pekerja bisa dalam bentuk meninggal dunia,
menderita sakit, dan menderita luka-luka. Lebih lanjut apabila pegawai yang
mengalami kecelakaan tersebut menderita luka-luka, berdampak kepada,
1. Memerlukan
rawat jalan dan atau rawat inap di rumah sakit
2. Kehilangan
kesadaran
3. Tidak
mampu lagi melaksanakan tugasnya
4. Harus
dipindah tugaskan
5. Tidak
berdampak apapun
12. Serikat
Kerja
Serikat
Kerja merupakan wadah organisasi bagi para tenaga kerja yang disebut dengan
buruh, pekerja, pegawai, karyawan bertujuan untuk menggalang kekuatan melalui
wadah organisasi guna memperjuangkan kepentingan mereka, terutama yang
berkaitan dengan memperjuangkan upah dan syarat-syarat kerja yang lebih baik.
Dalam praktiknya biasanya terdapat dua model serikat pekerja yakni organisasi pekerja
yang bersifat industry dan organisasi pekerja yang sifatnya keahlian/
spesialis. Pada model pertama seorang menjadi anggota serikat pekerja tanpa
memperdulikan dari sector usaha dan sector industry mana ia berasal, yang
penting mempunyai status sebagai tenaga kerja. Sedangkan model yang kedua
seseorang memasuki organisasi serikat pekerja yang sesuai dengan bidang
pekerjaannya, seperti serikat pekerja makanan, minuman dan restoran, serikat
pekerja rumah sakit, dan sebagainya.
Pada model yang kedua ini tujuan yang
ingin dicapai, selain menggalang kekuatan dalam organisasi, juga dalam rangka
meningkatkan kemampuan profesi. Tiga pihak yang biasanya saling berhubungan
adalah ketua serikat pekerja, pimpinan perusahaan dan pemerintah yang dalam hal
ini adalah departemen tenaga kerja. Baik serikat pekerja maupun pimpinan
perusahaan dipengaruhi oleh kondisi pasar kerja. Meskipun tuntutan akan
kebutuhan mereka berbeda-beda, namun secara umum yang mereka lakukan dan
peruangkan adalah :
a. Perasaan
aman dalam lapangan kerja
b. Melakukan
sosialisasi dan memperluas keanggotaan
c. Kondisi
keselamatan dan kesehatan kerja
d. Hubungan
komunikasi yang lancar dengan manajemen perusahaan
e. Pola
penggajian ynag wajar
Sejalan dengan kegiatan yang dilakukan, perjuangan
serikat pekerja biasanya dipicu oleh hal-hal berikut,
a. Tidak
adanya jaminan tentang kelanjutan masa kerja
b. Penggajian
yang rendah
c. Penggunaan
pola sub-kontraktor dalam pekerjaan
d. Perlakuan
buruk dalam pekerjaan oleh atasan
e. Pemeliharaan
kesehatan yang tidak memadai
f.
Dan manfaat lainnya yang diinginkan
Hanya dengan komunikasi yang konsisten dan harmonis,
masing-masing pihak akan memahami persoalan masing-masing. Bila yang demikian
dapat dicapai maka hubungan keduanya akan terjaga dengan baik.
B.
Manajemen
Produksi
1.
Pengertian
Manajemen Produksidan Lingkupnya
Manajemen adalah suatu proses dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian serta pengendalian. Sedangkan
Produksi adalah kegiatan untuk menambah atau menciptakan faedah, dimana
kegiatan ini terdiri dari oenambahan manfaat bentuk, manfaat waktu dan manfaat
tembat atau gabungan di antaranya. Dengan demikian, maanjemen produksi adalah
proses manajemen yang diterapkan dlaam kegiatan produksi dalam suatu
perusahaan.
Ruang lingkup manajemen produksi :
a.
Perencanaan
Ssistem Produksi
1)
Perencanaan
Produk
2)
Perencaaan
lokasi Produksi
3)
Perencanaan
letak fasilitas produksi
4)
Perencanaan
Lingkungan kerja
5)
Perencanaan
Standar produksi
b.
Sistem
Pengendalian Produksi
1)
Pengendalian
proses produksi
2)
Pengendalian
bahan baku
3)
Pengendalian
tenaga kerja
4)
Pengendalian
biaya produksi
5)
Pengendalian
kualitas
6)
Pemeliharaan
c.
Sistem
Informasi Produksi
1)
Struktur
organisasi
2)
Produksi
atas dasar pesanan
3)
Produksi
untuk pasar
2.
Fungsi
Produksi dalam Perusahaan
Pada keadaaan semula produksi merupakan penciptaan atau
penambahanfaedah-faedah tertentu, maka sesuai dengan perkembangan keadaan,
pemikiran perusahaan bukan sekedar penambahan faedah, melainkan harus
difikirkan pula adanya kepuasan konsumen yang akan mempergunakan suatu produk
atau jasa dari perusahaan tersebut. Selain itu, perlu dipikirkan pula apakaah
proses perubahan bentuk yang dilaksanakan oleh perusahaan, ataupun dnegan
penambahan faedah –faedah yang lain telah dilaksanakan oleh perusahaan dapat
memberikan kepuasan yang maksimal kepada konsumen dan merasakan pelayanan yag
sebaik-baiknya dari perusahaan tersebut. Dengan demikian, pelayanan perusahaan
akan selalu berkembang. Dengan perkembangan pelayanan ini, maka kegiatan
produksi dalam perusahaan yang bersangkutan seharusnya juga mengikuti
perkembangan yang ada.
Seiring berkembanganya keadaaan, semakin banyak produk
dan jasa yang ditawarkan oleh para produsesn, maka para konsumen dapat memilih
produk atau jasa yang diperlukan seuai dengan yang dikehendakinya. Dalam
keadaan seperti ini, para produsen yang tidak dapat mengikuti perkembangan
permintaan konsumen akan mendapatkan berbagai macam kesulitan dalam pemasaran
produk atau jasa perusahaan yang bersangkutan.
Sesuai dnegan perkembangan yang ada, maka konsumen akan
semakin kritis dalam melakukan pertimbangan-pertimbangan terhadap suatu produk
atau jasa yang diperlukannya. Didukung oleh perkembangan teknologiserta
perkembanagn perekonomian, maka banyak perusahaan bermunculan dengan
menggunakan teknologi yang lebih baik, sehingga dapat menyediakan berbagai
macam produk, jasa serta pelayanan yang lebih menarik. Perusahaan yang masih
menggunakan teknologi masih sederhana akan menemui kelemahan dalam pelaksanaan
produksi dalam perusahaan yang bersangkutan.
3.
Pendekatan Sistem Dalam Manajemen Produksi
Sehubungna dengan adanya usaha-usaha untuk
dapat melaksanakan manajemen produksi yang baik di dlam sebuah perusahaan, maka
akan terdapat beberapa keterbatasan (kendala) yang akan menjadi oembatas dari
setiap kegiatan yang akan dilaksanakan. Perusahaan akan berusaha untuk dpat
berproduksi dengan tingkat produktivitas yang tinggi, namun terbatas kepada
kemampuan dan kedisiplinan kerja para karyawan, tersedianya bahan baku dalam
jumlah dan kualitas yang cukup, terkendalikannya mesin dan peralatan perusahaan
dengan baik dan lain sebagainya. Dengan pendekatan sistem, maka akan
dimungkinkan untuk dapat melihat variabel dan kendala yang kritis yang ahrus
mendapatkan perhatian yang cukup dari perusahaan yang bersangkutan. Dengan kata
laim, pendekatan sistem ini akan memungkinkan melihat permasalahan yang ada di
dalam perusahaan tersebut secara menyeluruh, sehingga tidak terdapat lagi
permasalahan-permasalahan yang kadang terlupakan oleh perusahaan.
Pendekatan sistem adalah suatu strategi dengan
mempergunakan analisis, desain serta manajemen sistem dalam pencapaian tujuan
yang telah ditentukan. Dengan pendekatan ini, kegiatan produkai dalam
perusahaan akan terdiri dari berbagai sub-sistem di samping adanya sistem
produksi yang tersedia dalam perusahaan.
Pendekatan sistem dalam manajemen produksi akan
mempunyai beberapa keuntungan, antara lain dapat lebih mudah untuk melihat dan
mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dalam pelaksanaan proses produksi
daam perusahaan.
MANAJEMEN
DAN MERANCANG ALIRAN PROSES PRODUKSI
Kita
sudah mengetahui bahwa manajemen itu merupakan proses awal perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, koordinasi, dan pengendalian proses pekerjaan
untuk mewujudkan tujuan organissi. Oleh sebab itu, jika manajemen produksi
berarti tujuan organisasi, maka tujuan organisasi yang ingin dicapai adalah
tujuan produksi. Manajemen produksi itu terdiri dari :
1. Perencanaan
proses produksi dan perencanaan produk
2. Pengorganisasian
proses produksi, karyawan, material, dan sumber dayanya
3. Pengarahan
terhadap perilaku produksi untuk mengerjakan tahapan, skedul, dan proses
produksi sesuai dengan standar atau sistem produksi yang telah ditentukan oleh
perusahaan
4. Pengkoordinasian
seluruh pelaku produksi, baik antar bagian atau masing-masing pihak secara baik
untuk mewujudkan perencanaan produk dan produksi bisa berjalan dengan baik dan
tepat waktu (sesuai skedul produksi)
5. Pengendalian
semua kegiatan poduksi membutuhkan pengendalian bukan sekedar pengawasan
pelaksanaan sebuah kegiatan produksi melainkan juga pengumpulan data sebagai
masukan (input), perbaikan, dan perencanaan kembali di masa mendatang
Sebagai
contoh, pada sebuah usaha pembuatan kerupuk udang telah terjadi kendala atau
masalah, yaitu kerupuk udangnya berjamur. Untuk itu perlu penataan ulang dalam
manajemen produksi yang lebih baik agar tidak lagi terjadi hal di atas.
Perbaikan manajemen produksi yang dilakukan adalah:
1. Perencanaan
ulang proses pembuatan produk, yaitu kerupuk udang yang bebas dari jamur
2. Sistem
produksi diteliti ulang kembali di mana letak terjadinya proses kontaminasi
spora jamur terhadap bahan baku pembuat udang
3. Tindakan
dan langkah perbaikan perlu dilakukan antara lain sterilisasi atau pemanasan bahan baku dengan
suhu tertentu agar tidak mudah berjamur, serta pengawasan mutu saat proses
pembuatan (mixing) dan pengepakannya
4. Dilakukan
pelatihan dan pengarahan terhadap karyawan sebagai pelaku penerima bahan baku,
pegawai yang melakukan proses pencampuran, pembuatan, dan pengemasan kerupuk
udang
5. Diadakan
rapat koordinasi antar pelaku produksi
6. Pengendalian
khusus pada setiap tahapan proses produksi
7. Dilakukan
pengumpulan data untuk mendapatkan informasi baru tentang betapa banyak kerupuk
udang yang masih terkena jamur, lalu bandingkan dan kemudian dilakukan
perencanaan ulang hingga jumlah produk gagalnya semakin kecil
Proses
Produksi
Proses
produksi adalah aliran proses produksi dan perencanaanbahan baku hingga menjadi
sebuah produk akhir (barang jadi) dalam suatu perusahaan. Aliran proses yang
dimaksud adalah urutan pekerjan yang harus dilakukan dalam pelaksanaan proses
produksi. Adapun jenis proses produksi yang kita ketahui adalah sebagai beikut:
1. Proses
produksi secara terus menerus (continous process)
Pola produksi yang urutannya pasti, tidak
berubah-ubah, dan berkelanjutan sehingga pola pelaksanaan produksinya selalu
sama.
2. Proses
produksi terputus-putus (intermittent
process)
Dalam
proses produksi terdapat beberapa pola dan urutan pelaksanaan proses produksi.
Pola urutan bulan ini mungkin tidak digunakan untuk pola dan urutan bulan depan
sehingga jenis produk yang dihasilkan setiiap bulan berbeda. Sebagai contoh,
pada bulan ini proses produksi pembuatan kerupuknya menggunakan bahan baku
udang dan bulan depan menggunakan bahan baku ikan tuna, dan seterusnya.
HUBUNGAN
ANTARA PRODUKSI DAN KEGIATAN LAIN DALAM PERUSAHAAN
Kita
sudah mengetahui bahwa prosses produksi adalah ‘dapur’ dari seluruh kegiatan
bisnis perusahaan. Semua diawali dari kebutuhan pasar atau pesanan yang
kemudian direncanakan proses produksinya berdasarkan kebutuhan pasar atau
pesanan. Hubungan antara proses produksi dengan kegiatan lainnya dilakukan
sejak kegiatan penentuan bahan baku, pembelian bahan baku, alat, spare part, dan membeli mesin baru baik
itu secara sewa beli (leasing)
ataupun secara tunai hingga proses produksi terselesaikan dengan baik. Untuk
itu perlu dilakukan koordinasi antar bagian dalam proses produksi agar tidak
terjadi kendala dan masalah. Jenis koordinasi dengan bagian lain yang penting
adalah:
1. Koordinasi
dengan bagian teknik dan perencanaan (desain dan spesifikasi produk)
2. Koordinasi
dengan personalia (berhubungan dengan kebutuhan sumber daya manusia)
3. Koordinasi
dengan bagian pembelian dan bagian persediaan (jenis-jenis bahan baku sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh bagian desain dan perencanaan)
4. Koordinasi
dengan bagian kendali mutu (quality
control)
5. Koordinasi
dengan PPI (production, planning, and
inventory control)
C.
Manajemen
Pemasaran
1.
Pengertian Manajemen Pemasaran
Seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih,
mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan,
dan mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. (Kotler dan Keller, 2008: 5)
2. Konsep
inti pemasaran
a. Kebutuhan,
keinginan, dan permintaan
b. Pasar
sasaran, dan segmentasi
c. Penawaran
dan merek
d. Nilai
dan kepuasan
e. Saluran
pemasaran
f.
Persaingan
g. Lingkungan
pemasaran.
3. Tujuan
dan manfaat pemasaran
Tujuan pemasaran adalahh untuk menciptakan nilai bagi
pelanggan dan nilai yang didapat dari pelanggan agar dapat memuaskan baik
pelanggan maupun produsen pada saat terjadi transaksi. Terpenihinya harapan
dari pelanggan atau konsumen.
Tujuan ganda dari manajemen pemasaran adalah untuk
menarik pelanggan baru dengan nilai terbaik dan terus menerus dengan
memperhatikan faktor yang terus tumbuh termasuk pesaing dan pengembangan produk
agar memberikan kepuasan kepada pelanggan dan dapat menciptakan pelanggan yang
berulang dan loyal.
4. Visi
dan Misi Strategi Pemasaran
Apapun bentuk bisnis, struktur bisnis, besarnya
organisasi, dan focus bisnisnya (barang atau jasa), hanya ada satu visi bisnis
anda yaitu be a service company atau
jadilah perusahaan yang berorientasi pada pelayanan, karena barang atau jasa
akan diserahterimakan kepada consume sedangkan yang dilakukan perusahaan adalah
kelayanan. Namun inti dasar dari sebuah bisnis sebenarnya adalah pelayanan dan
melayani.
Misi Strategi Pemasaran bisnis itu harus bisa
mewujudkan perusahaan menjadi service
company. Maka, seluruh kegiatan pemasaran harus mampu memberikan kepuasan
bagi pelanggan (customers satisfaction
oriented company). Caranya ialah memberikan nilai pada produk yang
ditawarkan, bukan sekerdar produk jadi. Jadi, persaingan yang terjadi bukanlah
bersaing atas fungsi produk atau kemasan tetapi persaingan untuk member nilai
lebih pada produk (the value war strategy)
disbanding produk pesaing.
5. Faktor
Penting dalam Strategi Pemasaran
Ada tiga pilar utama untuk mewujudkan visi dan misi
strategi pemasaran yang bai, antara lain:
1. Seluruh
aspek strategi harus berfilosofi pada satu tujuan, yaitu differentiation strategy atau strategi pembeda yang jelas dengan
produk pesaing bukan hanya pada aspek menjual saja. Semua aspek pembeda harus
menjadi roh dalam strategi pemasaran yang akan diwujudkan dalam taktik
pemasaran selanjutnya yaitu marketing
mix.
2. Strategi
pemasaran yang efektif bukan hanya berorientasi pada omset penjualan atau nilai
yang dijual saja tetapi lebih pada pembuatan merek di pasar.
3. Strategi
pemasaran penting lainnya adalah menciptakan kekuatan merek produk (branding) dengan strategi pembeda yang
jelas. Untuk itu proses pelayanan yang efektif dan efisien. Proses harus bagus
sehingga akan menciptakan sinergisme antara brand
differentiation-process yang
mengkristal pada penawaran nilai yang berbeda dari pesaing.
Untuk mewujudkan strategi pembeda
yang jelas dengan produk pesaing dalam rangka menguatkan merek produk, perlu
dipaduka ke empat factor penting aspek pemasaran untuk mendapatkan integrated value pada bauran pemasaran
yang terdiri dari 4P, yaitu:
a. Produk
(Product)
b. Tempat
(Place)
c. Harga
(Price)
d. Promosi
(Promotion)
D.
Manajemen
Keuangan
1.
Pengertian
Manajemen Keuangan
Manajemen
keuangan merupakan suatu proses pengambilan keputusan, pengorganisasian,
pengendalian, dan perencanaan keuangan dengan menggunakan informasi dari
akuntansi perusahaan untuk membantu perusahaan dalam mencapai tujuan dibidang
keuangan.
Perbedaan
akuntansi dengan manajemen keuangan secara sederhana adalah akuntansi lebih
menitikberatkan pada pencatatan transaksi-transaksi yang terjadi di perusahaan
yang telah dilakukan dan kemudian disusun menjadi laporan keuangan yang
menunjukkan informasi kegiatan suatu perusahaan untuk pengambian keputusan oleh
manajemen.
Manajemen
keuangan memanfaatkan catatan dan laporan keuangan dari akuntansi untuk
mengorganisasikan, merencanakan, mengendalikan, mengevaluasi, dan menyusun
strategi manajemen keuangan perusahaan yang baik untuk tujuan organisasi.
Lingkup
manajemen keuangan antara lain :
a.
Memahami
teori mengenai nilai uang (value of money)
b.
Pentingnya
sistem administrasi keuangan, pembukuan, dan pencatatan keuangan atau akuntansi
keuangan termasuk (akuntansi manjemen).
c.
Membuat
laporan keuangan dan analisa laporan keuangan tentang keadaan, posisi, dan
kinerja keuangn perusahaan (posisi keuangan)
d.
Membuat
perencanaan pengendalian, dan pengawasan anggaran.\
e.
Analisa
investasi keuangan yang akan direncanakan dan dilakukan oleh perusahaan.
f.
Manajemen
arus kas (cash flow management)
g.
Perubahan
keuangan global, seperti perubahan kurs mata uang.
2.
Pencatatan
Transaksi Keuangan dan Pelaporan (Akuntansi)
Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan
melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan
yang jelas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.
a.
Proses
Akuntansi
Akuntansi merupakan proses pencatatan kegiatan dan
transaksi usaha yang meliputi :
1.
Pengidentifikasian
data
2.
Pengukuran
relevansi data
3.
Pemrosesan
data
4.
Pelaporan
data dan informasi keuangan yang dihasilkan
5.
Mengkomunikasikan
informasi akuntansi kepada pihak pengguna laporan akuntansi. Bila dibuat, maka
diagramnya akan tampak sebagai berikut:
|
Laporan dari akunting
|
|
Komunikasi
|
|
Identifikasi dan pengumpulan data
|
|
Transaksi
|
|
Proses pencatatan transaksi
|
|
Penggolongan dan pengelompokkan
|
|
Pengikhtisaran
|
|
Analisa data akuntansi (pemakai)
|
|
Pemrosesan dan pelaporan
|
ADMINISTRASI DAN PEMBUKUAN
Tidak ada bisnis yang maju dengan stabilitas yang
tinggi tetapi tidak disertai dengan sistem administrasi keuanganyang baik dan
penaataan serta pembukuan data yang rapi. Kegagalan sebuah bisnis dapat diawali
karena tidak ada sistem pelaporan keuangan yang akurat, teratur, detail dan
rapi untuk dijadikan sebuah alat dalam melakukan analisa kinerja perusahaan dan
bagian-bagiannya departemen, fungsional, dan divisional).
Sistem Administrasi Keuangan
Kata administrasi berasal dari bahasa Latin (Yunani),
yaitu ad + ministare yang artinya adalah melayani, membantu, melengkapi, dan
memenuhi. Menurut John M. P. Piffner, administrasi digunakan seagai sistem
pencatatan, pengorganisasian, pengelompokan, dan penjurusan data dari
sumber-sumber manusia dan bahannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Sistem administrasi lebih luas dan mencakup seluruh
aspek , proses, dan kegiatan perusahaan dari pembelian bahan baku, proses
produksi, pemasaran, penjualan, distribusi, hingga ke penerimaan dan
pengeluaran uang. Sistem administrasi adalah sebuah sistem pencatatan dan
pembukuan perusahaan dari perencanaan, kegiatan, hasil, informasi, konsep,
masalah, dan lain-lainnya yang digunakan sebagaimana mestinyaoleh manajer,
karyawan, dan manajemen perusahaan.
Maksud dan Tujuan Administrasi
Maksud dan tujuan ditetapkannya administrasi yang baik
dan rapi adalah untuk membantu kelancaran usaha dan pengelolaan perusahaan
khususnya dalam pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan usaha. Tujuan penting
diterapkannya administrasi yang baik adalah berikut ini :
1. Mendapatkan
informasi atau kegiatan usaha yang telah dilakukan oleh perusahaan .
2. Mendapatkan
data yang akurat dengan tujuan untuk mengambil keputusan strategis ( strategic decision making process)
seperti keputusan permodalan, keputusan investasi, keputusan efisiensi,
keputusan penetapan harga, dan lain-lain.
3. Menyusun
program rencana pengembangan usaha seperti franchising, lisensi.
4. Mengetahui
kinerja perusahaan di masa lalu dan saat sekarang.
5. Memperlancar
proses-proses antarbagian, departemen, dan divisi dalam menjalankan pekerjaan.
Adapun kegunaan utama dari catatan administrasi untuk
perusahaan yaitu ;
1. Digunakan
sebagai alat bukti (catatannya).
2. Digunakan
sebagai alat manajemen (laporannya).
3. Digunakan
sebagai penilaian (catatan, data, laporannya).
Jenis Pencatatan dalam Administrasi
Administrasi untuk bisnis berskala produksi dimulai dari
proses permintaandan penawaran bahan baku hingga proses pendistribusian,
sedangkan bisnis yang tidak berskala produksi seperti bisnis jasa, perdagangan,
dan konsultan tidak memiliki pencatatan proses produksi. Sistem pencatatan dan
administrasi untuk bisnis yang berbasis produksi bisa dilakukan sebagai berikut
:
|
Konsumen
|
|
Pemasok
|
|
Pembelian
|
|
Proses produksi
|
|
Pemasaran &
penjualan
|
|
Distribusi
|
|
Pemasok :
|
|
·
Administrasi
|
|
·
Surat-menyurat
|
|
·
Transaksi keuangan
|
|
|
|
|
Sistem administrasi dan pencatatan
yang dibutuhkan untuk setiap tahapan proses kegiatan usaha adalah sebagai
berikut:
1.
Pada
bagian pembelian
a. Surat
menyurat (komersial) untuk mencari calon pemasok, permintaan harga, penawaran
barang, atau bahan baku
b. Letter of Credit (LC)
harus disiapkan perusahaan yang mengadakan ekspor-impor
c. Buku
pembelian dan laporan pembelian
d. Bukti
pengiriman barang dari pemasok (delivery
order) dan tanda terima barang
e. Order
pembelian (purchase order) termasuk
faktur-faktur, kuitansi, tanda terima dokumen, materai, faktur PPN, PPh, dan
lainnya
f.
Catatan transaksi pembelian akan dibukukan
oleh bagian akuntansi kemudian dilaporkan dalam bentuk laporan keuangan.
2.
Pada
bagian proses produksi
a. Semua
kegiatan selama proses produksi dan hasil produksi perlu dilakukan pencatatan
untuk digunakan sebagai bahan analisa, evaluasi, dan ditindaklanjuti
b. Dalam
proses produksi, yang banyak dilakukan adalah pencatatan mutu dan hasil
produksi
c. Surat
menyurat yang paling sering dilakukan adalah pembuatan surat jalan (delivery order)
d. Pencatatan
biaya-biaya yang terjadi selama proses produksi berlangsung.
3.
Pada
bagian pemasaran dan penjualan
a. Hasil
dari kegiatan pemasaran dan penjualan adalah terjadinya transaksi. Maka,
pencatatan administrasi lebih mengarah ke proses penawaran, penjualan, dan
pengiriman uang dan pembayarannya dari hasil transaksi
b. Data
penjualan dicatat dalam buku penerimaan uang atau piutang penjualan
c. Catatan
dari seluruh proses pemasaran dan penjualan nantinya akan dicatat kembali oleh
bagian akuntansi untuk dihitung pendapatan, biaya, piutang, retur penjualan,
dan lain-lainnya.
Sistem
pencatatan yang sering digunakan dalam manajemen keuangan biasanya terdiri dari
2 jenis, yaitu:
1.
Sistem
pencatatan secara kontinu (terus menerus)
a. Transaksi
penjualan, pembelian, biaya, persediaan, produksi, hutang, setoran modal, dan
deviden (pembagian keuntungan)
b. Administrasi
pajak dan surat menyurat.
2.
Sistem
pencatatan secara periodik
a. Laporan
laba rugi, neraca
b. Laporan
perubahan modal
c. Laporan
posisi keuangan perusahaan dan arus kas perusahaan
d. Laporan
piutang
e. Laporan
prediksi (forecast) penjualan
(semesteran dan tahunan)
f.
Laporan keuangan bank
g. Laporan
posisi kas perusahaan
15.5.4 Jenis-jenis
Surat-Menyurat dalam Bisnis
Pentingnya surat menyurat dalam
kesuksesan perusahaan yang didukung oleh sistem administrasi yang baik. Setiap
surat yang baik itu terdiri kerangka isi yang mencakup:
1. Jenis
surat
2. Kop
surat (logo perusahaan)
3. Tanggal
surat
4. Nomor
surat
5. Perihal
surat
6. Nama
perusahaan, alamat perusahaan, dan kepada siapa surat ditujukan
7. Isi
surat
8. Nama
pengirim surat beserta posisi dan jabatannya
9. Alamat
perusahaan, nomor telepon, nomor fax, email, kode pos, kota, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
Daftar Pustaka
Ahyari, Agus. 1999. Manajemen
Produksi Perencanaan Sistem Produksi. Yogyakarta: BPFE
Hendro. 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan. Yogyakart
0 comments:
Post a Comment